Melanjutkan postingan sebelumnya yang bagian pertama ...
Usaha memahami perempuan, sebenarnya bukan usaha yang sia-sia. Minimal kita tahu pada akhirnya kita selalu gagal memahami mereka. Mereka bisa sangat tahu hadiah apa yang kita butuhkan di hari ulang tahun kita. Tapi kita harus bertanya ke temannya hadiah apa yang pas untuknya di hari ulang tahunnya. Kita menyerahkan sepenuhnya kepada mereka pilihan film yang akan ditonton, dan sesampai di dalam kita memikirkan hal lain yang tidak berhubungan dengan film tersebut. Ketika mereka bertanya apakah kita menikmati filmnya, dengan semangat tipsani (tipu sana-sini) kita berujar : owh, tentu. Kamu yang milih kan. Kita tidak berani mengatakan film itu membosankan, hanya karena kita tidak ingin menyinggung perasaan mereka. Kita selalu mengganggap mereka fragile, lemah. Tapi ketika mereka mengatakan enough is enough, kita yang datang menyembah termehek-mehek dengan janji sejuta surga. Anehnya, kadang mereka percaya akan ada sejuta surga.
Jika ada orang ke tiga di antara kita dan mereka, biasanya kita menyelesaikannya dengan ancaman, dengan hardikan. Sedangkan mereka menyelesaikannya dengan cara yang lebih elegan: mandi selama mungkin, berdandan secantik mungkin, tersenyum seyahud mungkin, dan menyapa seindah mungkin. Mereka hendak mengatakan, hei…, see, saya lebih cantik dari perempuan yang hendak mengganggumu itu. Cupunya kita, men’s talk selalu sekitar paha dan dada: siapa sudah mencicipi siapa, siapa sudah merasakan siapa, siapa dengan ukuran berapa, siapa sempit siapa lebar, siapa basah siapa kering –seakan-akan ukuran, sempit, kering menjadi penting kalau tidak akan terjadi kiamat. Sementara girl’s talk selalu tentang siapa lebih charming dari siapa, siapa yang ingin mencium siapa. Sesekali mereka juga membahas ukuran, tapi biasanya dilakukan untuk lucu-lucuan saja.
Kita sering membahas ukuran mereka. Padahal ketika ’pertandingan mencangkul sawah’ dilaksanakan, kita jarang ’menunggu’ mereka. Bagi mereka, keluar bareng adalah ekspresi cinta sejati. Tapi bagi kita keluar bareng adalah ekspresi usai nonton bioskop. Ini bukan soal jender, tapi kenyataan bahwa kita tidak mampu memahami kedalaman cinta mereka. Kita selalu mahir berkisah tentang pekerjaan-pekerjaan kita, tentang dunia yang hendak kita raih, dengan sedikit bumbu di sana-sini, dan mereka kita minta mendengarkan saja dengan takjim. Ketika mereka bercerita tengtang Zara, tentang Nine West, kita mulai menempelkan stiker matre ke kening mereka. Padahal, hei, mereka menyukai keindahan, yang ujung-ujungnya akan dipersembahkan kepada kita. Kita saja yang tidak mampu memahami maknanya.
Pernahkah Anda memeriksa fakta berikut ini: dibanding ayah Anda, ternyata Ibu Anda lebih sering tidur belakangan untuk membenahi semua hal, dan bangun lebih dulu untuk memulai semua hal. Periksa baik-baik fakta berikut ini: dibanding ayah Anda, ibu Anda lebih sering mengkhawatirkan keselamatan Anda!
Tahukah Anda kenapa perempuan suka menggunakan pakaian dalam warna hitam? Selain karena terlihat seksi, elegan, dan penuh misteri, juga karena mereka ingin menghidupkan kenangan kita akan emak kita dulu. Selalu ada sifat kanak-kanak dalam diri semua laki-laki, dan selalu ada sifat ingin diasuh, oedipus complex, dalam diri kita. Dan mereka tahu itu. Mereka mungkin menyukai warna biru, sesekali warna krem atau pink dengan renda di sekeliling untuk membantu menghiasi hari-hari mereka. Mereka mungkin saja memilih warna putih untuk memulai hari. Atau warna merah tua ketika mereka ingin tampak seksi. Tapi warna hitam tetap favorit mereka. Satu dari satu perempuan mempunyai pakaian dalam warna hitam. Jangan tanyakan ke mereka, karena mungkin saja mereka sedang memakainya.
Tahukah Anda kenapa perempuan suka menggunakan pakaian dalam warna hitam? Selain karena terlihat seksi, elegan, dan penuh misteri, juga karena mereka ingin menghidupkan kenangan kita akan emak kita dulu. Selalu ada sifat kanak-kanak dalam diri semua laki-laki, dan selalu ada sifat ingin diasuh, oedipus complex, dalam diri kita. Dan mereka tahu itu. Mereka mungkin menyukai warna biru, sesekali warna krem atau pink dengan renda di sekeliling untuk membantu menghiasi hari-hari mereka. Mereka mungkin saja memilih warna putih untuk memulai hari. Atau warna merah tua ketika mereka ingin tampak seksi. Tapi warna hitam tetap favorit mereka. Satu dari satu perempuan mempunyai pakaian dalam warna hitam. Jangan tanyakan ke mereka, karena mungkin saja mereka sedang memakainya.
Jangan karena ayat suci menyatakan ”istrimu adalah sawah, cangkullah sesukamu’ maka kita merasa mendapat hak untuk menghampiri mereka kapan saja di mana saja. Tidakkah Anda cukup mendapat informasi bahwa seminggu sebelum dan seminggu setelah mereka period adalah masa emas mereka untuk ’dicangkul’? Tidak perlu menjadi ahli roket untuk mengetahui hal remeh itu. Mereka bahkan bersedia mengingatkan kita akan tanggal-tanggal keramat itu. Pada tanggal 23 setiap bulan mereka akan suka cita berkata eh, tanggal 25an aku period loh. Ketahuilah, itu sign, tanda, bukan tanggal gajian. Begitulah, kalau Kita masih mampu selingkuh setelah mendapatkan pelayanan sehebat itu, kini justru Anda yang sulit saya pahami.
So ... Semua kembali kepada pembaca .. sudahkan kita benar - benar memahami kaum wanita ..
sumber : (ceriwis)
0 komentar:
Posting Komentar